"Kita melakukan vaksinasi untuk takmir masjid dan para kiai. Ini penting mengingat selama Ramadhan hingga Lebaran, beliau-beliau berinteraksi dengan banyak orang. Seperti saat tarawih atau pengajian," ungkap Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meninjau proses vaksinasi di Puskesmas Kebaman, Kecamatan Srono, Senin (12/4/2021).
Proses vaksinasi tersebut, imbuh Ipuk, diharapkan bisa membentuk imunitas di kalangan tempat ibadah. "Sehingga beribadah pun semakin nyaman, bersama-sama kita menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan," ungkapnya.
Proses vaksinasi Covid-19 untuk takmir masjid ini dilakukan serentak se-Banyuwangi. Pelaksanaannya dilaksanakan di lima puskesmas. Mulai Puskesmas Klatak (Kecamatan Kalipuro), Puskesmas Gladag, (Kecamatan Rogojampi), Puskesmas Kebaman (Kecamatan Srono), Puskesmas Jajag (Kecamatan Gambiran), dan Puskesmas Tulungrejo (Kecamatan Glenmore).
Ustaz Gatot Budi (52), takmir Masjid Darul Hidayah, Desa Bagorejo, Kecamatan Srono mengapresiasi proses vaksinasi tersebut. Menurutnya, dengan vaksinasi ini ia berharap dapat memberikan pelayanan terhadap umat dengan tenang.
"Kami ini sering bertemu banyak orang. Dengan vaksin ini akhirnya saya bisa tenang. Atas izin Allah SWT, semoga ini bisa menjadi perantara terhindar dari Covid-19, selain protokol kesehatan yang terus kita lakukan," ungkapnya.
Hal yang senada juga diungkapkan oleh Ustaz Sukatmin (56). Takmir Masjid At-Taqwa, Desa Rejoagung, Kecamatan Srono itu mengajak segenap pihak untuk tak takut divaksin bila saatnya tiba.
"Pemerintah telah menganjurkan, jadi kami percaya vaksin ini aman. Juga sudah ada fatwa bahwa vaksin ini halal. Jadi, aman. Tidak perlu ditakutkan lagi," tuturnya.
Selain itu, sejumlah takmir juga telah siap untuk menjalankan edaran dari pemerintah untuk memenuhi protokol kesehatan selama Ramadan. Seperti yang disampaikan oleh Ustaz Mukhlisin dari Masjid Baitul Muttaqin, Desa Sembulung, Kecamatan Cluring.
"Insyallah kami akan mematuhi semua imbauan pemerintah selama Ramadhan ini. Termasuk juga harus mengatur kapasitas yang digunakan hanya 50 persen," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan dr. Widji Lestariono menyebutkan, proses vaksinasi dilakukan secara bertahap dengan menyasar seluruh elemen masyarakat. Karena keterbatasan vaksin, maka proses penyalurannya dilakukan secara bertahap. Berdasarkan kelompok masyarakat yang paling rentan terlebih dahulu.
"Seiring dengan datangnya vaksin, kami juga akan terus memperluas proses vaksinasinya. Sehingga semua elemen masyarakat dapat terjangkau. Kami sekarang sedang menunggu lagi kedatangan vaksin dari pemerintah pusat," terang dokter yang akrab dipanggil Rio itu. (*)