BANYUWANGI - Pemkab Banyuwangi dan Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenpolhukam) bekerja sama menangkal hoaks dan ujaran kebencian di media sosial (medsos). Ratusan ASN diberikan pelatihan terkait literasi media sosial. Selain itu, dua institusi ini membentuk komunitas penggiat medsos yang terdiri atas warga dan aparatur sipil negara (ASN) setempat.
Pelatihan tersebut digelar di Banyuwangi, Jumat (20/7) yang bertajuk Pelatihan Literasi Media Sosial dan Motivasi Hidup Bermakna untuk Bangsa. Pelatihan tersebut diikuti 300 ASN dan ratusan warganet Banyuwangi.
Deputi VI/Wakesbang Kemenko Polhukam Arief Poerboyo Moekiyat mengatakan, ujaran kebencian dan kabar hoaks merupakan hal yang membahayakan bagi kesatuan NKRI. "Penyebar hate speech dan hoaks itu sangat membahayakan. Itu harus ditangkal termasuk di daerah-daerah," kata Arief.
Menurut Staf Khusus Kemenpolhukam, Farizay Irawadi, penyebar hate speech dan hoaks tidak menyuarakan netizen. Bahkan penyebarnya terorganisir dan diperjualbelikan.
Farizay mencontohkan bagaimana hate speech dan hoaks tersebar. Ada satu kelompok yang membingkai informasi seolah-olah benar padahal bohong. Setelah itu dengan sistematis berbagai akun palsu menyebarkan informasi tersebut, sehingga dalam waktu cepat menyebar. "Karena mengira informasi itu benar, masyarakat luas juga ikut-ikutan menyebar," kata Fahrizay.
Namun semua itu bisa ditangkal dengan menyebar pesan positif. "Semua bisa ditangkal dengan sinergi media sosial. Makanya kami gelar pelatihan siber untuk komunitas-komunitas di Banyuwangi,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, pelatihan literasi digital ini merupakan hal yang penting tidak hanya untuk anak muda penggiat medsos, tapi juga bagi ASN. "Bela negara saat ini tidak hanya angkat senjata. Tapi juga berperang melawan hate speech dan berita hoaks," kata Anas.
Pelatihan literasi media ini mendapat respon positif dari sejumlah ASN, salah satunya Nur Kalila. Lila, panggilan akrabnya mengaku materi ini sangat bermanfaat buat dia. Mulai dari materi tentang Hoax & penanggulangannya hingga pembuatan meme menarik dan memviral.
"Ini menarik sekali, kita diajarkan membuat konten yang positif, menarik dan berpotensi viral. Sangat bermanfaat untuk mempromosikan masalah kesehatan. Seperti membuat poster digital ajakan hidup sehat, atau program pemerintah lainnya," ujar karyawati Dinas Kesehatan ini.
Dalam forum tersebut juga diucapkan ikrar kader sinergi bersama media sosial Banyuwangi. Dalam ikrar yang disampaikan perwakilan ASN Banyuwangi dan komunitas medsos tersebut, menyatakan di antaranya meningkatkan persaudaraan dan menghormati kemajemukan masyarakat, mengeliminasi berita bohong dan ujaran kebencian melalui media sosial, dan lainnya. (*)
Pelatihan tersebut digelar di Banyuwangi, Jumat (20/7) yang bertajuk Pelatihan Literasi Media Sosial dan Motivasi Hidup Bermakna untuk Bangsa. Pelatihan tersebut diikuti 300 ASN dan ratusan warganet Banyuwangi.
Deputi VI/Wakesbang Kemenko Polhukam Arief Poerboyo Moekiyat mengatakan, ujaran kebencian dan kabar hoaks merupakan hal yang membahayakan bagi kesatuan NKRI. "Penyebar hate speech dan hoaks itu sangat membahayakan. Itu harus ditangkal termasuk di daerah-daerah," kata Arief.
Menurut Staf Khusus Kemenpolhukam, Farizay Irawadi, penyebar hate speech dan hoaks tidak menyuarakan netizen. Bahkan penyebarnya terorganisir dan diperjualbelikan.
Farizay mencontohkan bagaimana hate speech dan hoaks tersebar. Ada satu kelompok yang membingkai informasi seolah-olah benar padahal bohong. Setelah itu dengan sistematis berbagai akun palsu menyebarkan informasi tersebut, sehingga dalam waktu cepat menyebar. "Karena mengira informasi itu benar, masyarakat luas juga ikut-ikutan menyebar," kata Fahrizay.
Namun semua itu bisa ditangkal dengan menyebar pesan positif. "Semua bisa ditangkal dengan sinergi media sosial. Makanya kami gelar pelatihan siber untuk komunitas-komunitas di Banyuwangi,” ujarnya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mengatakan, pelatihan literasi digital ini merupakan hal yang penting tidak hanya untuk anak muda penggiat medsos, tapi juga bagi ASN. "Bela negara saat ini tidak hanya angkat senjata. Tapi juga berperang melawan hate speech dan berita hoaks," kata Anas.
Pelatihan literasi media ini mendapat respon positif dari sejumlah ASN, salah satunya Nur Kalila. Lila, panggilan akrabnya mengaku materi ini sangat bermanfaat buat dia. Mulai dari materi tentang Hoax & penanggulangannya hingga pembuatan meme menarik dan memviral.
"Ini menarik sekali, kita diajarkan membuat konten yang positif, menarik dan berpotensi viral. Sangat bermanfaat untuk mempromosikan masalah kesehatan. Seperti membuat poster digital ajakan hidup sehat, atau program pemerintah lainnya," ujar karyawati Dinas Kesehatan ini.
Dalam forum tersebut juga diucapkan ikrar kader sinergi bersama media sosial Banyuwangi. Dalam ikrar yang disampaikan perwakilan ASN Banyuwangi dan komunitas medsos tersebut, menyatakan di antaranya meningkatkan persaudaraan dan menghormati kemajemukan masyarakat, mengeliminasi berita bohong dan ujaran kebencian melalui media sosial, dan lainnya. (*)