Banyuwangi terus berupaya menghasilkan karya-karya seni baru. Salah satunya dengan menghelat event event Festival Karya Tari Daerah, yang berhasil melahirkan puluhan tari daerah kreasi baru yang berakar dari tradisi lokal masyarakat Banyuwangi.
Festival yang mendapat antusiasme dari ribuan warga ini digelar di Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Blambangan, Sabtu malam (30/3). Sebanyak 20 tarian yang disajikan di atas pentas mendapatkan sambutan meriah. Meski panggung seni sangat mudah ditemui di Banyuwangi, namun penonton tetap saja terpukau dengan karya kreasi seniman se-Banyuwangi ini.
Koreografi tarian yang menarik dengan iringan musik tradisi yang kreatif, dibalut kostum penari yang atraktif membuat penonton terus antusias untuk menyaksikan hingga akhir acara.
Festival Karya Tari kali ini mengangakat tema Adat, dimana tari-tarian yang diciptakan wajib mengangkat tradisi dan budaya lokal masyarakat Banyuwangi.
Seperti tarian berjudul Niskala Seblang yang dibawakan oleh Sanggar Umah Seni Kuwung Wetan, asal Desa Mojoagung Kecamatan Srono. Tarian ini terinspirasi dari tradisi suku Osing Seblang Olehsari, yang oleh penarinya divisualkan dengan jelas bagaimana di ritual Seblang, warga yang kerasukan menari dengan gerakan statis menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Ada juga tari Nyadran Segoro yang mengangkat budaya pesiair Petik Laut. Para penari asal Desa Siliragung Kecamatan Siliragung ini mengenakan kostum berwarna putih dan biru membuat nuansa suasana pesisir begitu terasa.
Sederet tarian lainnya dengan tema adat beragam juga tampil dengan mempesona. Mulai tarian yang terinspirasi tradisi Tumpeng Sewu, Kebo keboan, Jamas Pusoko, Sejarah Kemiren, hingga tradisi penyedotan pohon nira khas warga Banjar juga diangkat menjadi tema tarian yang menarik.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan Festival Karya Tari Daerah jadi cara pemerintah untuk menggali kreativitas seniman tari dan seniman musik untuk menciptakan karya-karya baru yang akan memperkaya seni budaya Banyuwangi.
"Ini menjadi panggung bagi seniman memberikan karya terbaiknya. Kami juga ingin memberi kebanggaan bagi anak anak muda Banyuwangi agar terus bersemangat melestarikan kekayaan seni budaya daerah," kata Bupati Anas yang memberikan sambutan lewat video call.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan dari festival ini akan dinilai 6 tarian terbaik, mulai kategori penyaji terbaik, penyaji unggulan, penata tari terbaik, penata musik terbaik, penata rias dan busana terbaik, serta penata naskah terbaik
"Tarian-tarian ini akan segera kami kenalkan ke khalayak lebih luas lewat berbagai event yang sering kami gelar," pungkasnya.
Banyuwangi sendiri terus berkomitmen memberikan panggung seluas luasnya bagi seni dan budaya daerah. Hasilnya dari belasan sanggar tari pada 2010, saat ini terdapat 68 sanggar tari yang terdaftar ditambah belasan kelompok kelompok seni yang bergerak di bidang teater tradisional.
Festival yang mendapat antusiasme dari ribuan warga ini digelar di Gedung Seni dan Budaya (Gesibu) Blambangan, Sabtu malam (30/3). Sebanyak 20 tarian yang disajikan di atas pentas mendapatkan sambutan meriah. Meski panggung seni sangat mudah ditemui di Banyuwangi, namun penonton tetap saja terpukau dengan karya kreasi seniman se-Banyuwangi ini.
Koreografi tarian yang menarik dengan iringan musik tradisi yang kreatif, dibalut kostum penari yang atraktif membuat penonton terus antusias untuk menyaksikan hingga akhir acara.
Festival Karya Tari kali ini mengangakat tema Adat, dimana tari-tarian yang diciptakan wajib mengangkat tradisi dan budaya lokal masyarakat Banyuwangi.
Seperti tarian berjudul Niskala Seblang yang dibawakan oleh Sanggar Umah Seni Kuwung Wetan, asal Desa Mojoagung Kecamatan Srono. Tarian ini terinspirasi dari tradisi suku Osing Seblang Olehsari, yang oleh penarinya divisualkan dengan jelas bagaimana di ritual Seblang, warga yang kerasukan menari dengan gerakan statis menggerakkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.
Ada juga tari Nyadran Segoro yang mengangkat budaya pesiair Petik Laut. Para penari asal Desa Siliragung Kecamatan Siliragung ini mengenakan kostum berwarna putih dan biru membuat nuansa suasana pesisir begitu terasa.
Sederet tarian lainnya dengan tema adat beragam juga tampil dengan mempesona. Mulai tarian yang terinspirasi tradisi Tumpeng Sewu, Kebo keboan, Jamas Pusoko, Sejarah Kemiren, hingga tradisi penyedotan pohon nira khas warga Banjar juga diangkat menjadi tema tarian yang menarik.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengatakan Festival Karya Tari Daerah jadi cara pemerintah untuk menggali kreativitas seniman tari dan seniman musik untuk menciptakan karya-karya baru yang akan memperkaya seni budaya Banyuwangi.
"Ini menjadi panggung bagi seniman memberikan karya terbaiknya. Kami juga ingin memberi kebanggaan bagi anak anak muda Banyuwangi agar terus bersemangat melestarikan kekayaan seni budaya daerah," kata Bupati Anas yang memberikan sambutan lewat video call.
Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda mengatakan dari festival ini akan dinilai 6 tarian terbaik, mulai kategori penyaji terbaik, penyaji unggulan, penata tari terbaik, penata musik terbaik, penata rias dan busana terbaik, serta penata naskah terbaik
"Tarian-tarian ini akan segera kami kenalkan ke khalayak lebih luas lewat berbagai event yang sering kami gelar," pungkasnya.
Banyuwangi sendiri terus berkomitmen memberikan panggung seluas luasnya bagi seni dan budaya daerah. Hasilnya dari belasan sanggar tari pada 2010, saat ini terdapat 68 sanggar tari yang terdaftar ditambah belasan kelompok kelompok seni yang bergerak di bidang teater tradisional.