Parade fesyen etnik Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) tersebut akan digelar pukul 12.00 dengan titik start dari areal Taman Blambangan, Jalan Veteran. BEC yang telah ditetapkan sebagai ”Top 10 Calendar of Event 2018” Kementerian Pariwisata (Kemenpar) ini akan tampil lebih atraktif dibanding sebelumnya.
"BEC salah satu atraksi wisata budaya daerah yang dibalut dalam kemegahan karnaval modern. Tahun ke-delapan ini kami kemas lebih atraktif dari tahun-tahun sebelumnya,” ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Jumat (27/7).
Tahun ini, BEC mengangkat tema “Puter Kayun", tradisi para leluhur warga Boyolangu Banyuwangi menaiki delman hias menuju Pantai Watu Dodol untuk menggelar selamatan pada hari kesepuluh bulan Syawal.
"Tema besar Puter Kayun ini lalu dipecah menjadi 10 sub tema yang dituangkan dalam 120 busana etnik. Setiap sub tema akan dibuatkan satu panggung khusus di sepanjang rute. Jadi, penonton bisa mengeksplorasi setiap sub tema yang ditampilkan, bisa menjelajah satu panggung ke panggung lainnya," jelas Anas.
Kemeriahan parade busana etnik kontemporer ini diwarnai penampilan istimewa. Sebanyak 35 wisatawan asing akan menjadi penampil BEC tahun ini. Mereka ada yang berasal dari Jerman, Australia, Kolombia, Turkmenistan, Rusia, Palestina, Tajikistan, Rwanda, Uganda dan Hungaria.
Dijelaskan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi, M Yanuar Bramuda, pihaknya membuka kesempatan bagi wisatawan asing yang ingin merasakan pengalaman tampil di ajang BEC lewat media sosial. Kesempatan ini ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik.
"Ada ratusan wisman yang mendaftar, tidak hanya mereka yang sedang berwisata di Banyuwangi tapi juga di daerah lain seperti Bali dan Surabaya. Lalu kami pilih 35 orang. Mereka akan mengenakan beragam busana khas Banyuwangi," jelas Bramuda.
Salah satu yang terpilih adalah Anne Reina asal Jerman. Anne mengetahui informasi pagelaran BEC dari grup facebook Backpacking Indonesia. Anne yang sedang melakukan perjalanan keliling Indonesia bersama sang suami sangat bersemangat ikut terlibat dalam even ini.
“Beruntungnya kami terpilih ikut di event ini. Apalagi kami sangat suka menikmati seni dan budaya lokal dari tempat-tempat yang kami datangi. Ini jadi pengalaman buat kami bisa dilibatkan di event budaya ini,” kata Anne.
BEC juga dipastikan makin seru dengan penampilan 100 penari gandrung, sendra tari, dan puluhan musisi Banyuwangi yang terkenal dengan lagu berbahasa Osing.
Para peserta di BEC akan menempuh rute sepanjang 2 KM. Dimulai dari titik start di Taman Blambangan melewati Jalan Susuit Tubun menuju ke Jl. PB Sudirman. Sampai di Simpang Lima peserta lanjut ke Barat menuju titik finish Stadion Diponegoro di Jl. Jaksa Agung Suprapto. (*)